Hakekat Sains, Teknologi, dan Masyarakat
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji
bagi Allah yang telah memberikanku kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Hakekat Sains, Teknolgi dan Kemiskinan", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ilmu Sosial Dasar yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Hakekat Sains, Teknolgi dan Kemiskinan", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ilmu Sosial Dasar yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Depok, Januari 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1.
Lalar Belakang
........................................................................................4
1.2.
Perumusan Masalah
................................................................................5
1.3.
Tujuan dan Kegunaan
.............................................................................5
Bab
II Kemiskinan dan Penanggulanganya
2.1. Teori ........................................................................................................6
2.2. Keluarga Miskin
......................................................................................6
2.3. Masalah Utama Kemiskinan ...................................................................7
2.4. Faktor Penyebab
......................................................................................8
Bab
III Pembahasan
3.1. Kondisi Kemiskinan di Indonesia
...........................................................9
3.2. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
.....................................................12
3.3. Penanggulangan Kemiskinan
.................................................................13
Bab
IV Penutup
4.1. Kesimpulan ...............................................................................................15
4.2. Saran
.........................................................................................................15
Daftar
Pusaka
BAB
I PENDAHULUAN
1.
1. Latar Belakang
Patut kita banggakan bahwa program pemerintah untuk
menangani masalah kemiskinan telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin
dari 54,2 juta (40,1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11,3%) pada tahun
1996. Namun, berbagai hal yang terjadi di Indonesia membawa dampak negatif bagi
kehidupan masyarakat, seperti: krisis ekonomi yang terjadi sejak Juli 1997,
bencana alam gempa bumi, dan tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatra Utara
pada akhir Desember 2004. Menurut perhitungan BPS (Biro Pusat Statistik) jumlah
penduduk miskin meningkat menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) pada tahun 1998.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena
menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia
dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan
keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat kondisi negara
Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi, penulis tertarik untuk
mengangkat masalah kemiskinan di Indonesia dan penanggulangannya. Penulis
berharap dengan karya tulis ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
rangka mengentaskan kemiskinan dari Negara tercinta ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh
berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya
telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan
pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan
jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta
(11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli
1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember
2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya
kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya
kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin
menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir
terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan
sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini (catatan: terjadi revisi metode di tahun 1996).
1.
2 . Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka
rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana kondisi kemiskinan di Indonesia?
2. Faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di
Indonesia?
3. Bagaimana cara menanggulangi masalah kemiskinan di
Indonesia?
1.
3. Tujuan dan Kegunaan
1. 3. 1. Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Mengetahui kondisi kemiskinan di Indonesia
2. Mengetahui factor penyebab terjadinya kemiskinan
3. Mengetahui cara menanggulangi kemiskinan
1.3. 2. Kegunaaan
Kegunaan penulisan karya tulis ini adalah agar
masyarakat mengetahui kondisi kemiskinan di Indonesia dan dapat mencari solusi
menanggulanginya. Diharapkan pembaca dapat membantu pemerintah agar kemiskinan
di Indonesia dapat segera teratasi.
BAB
II KEMISKINAN DAN PENANGGULANGANNYA
2.
1. Teori
Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian
kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga
pengertian, yaitu:
a. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan
termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di
bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
b. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin
relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di
bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
c. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat
dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha
memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
membantunya.
2.
2. Keluarga miskin
Keluarga Miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya
untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang
mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga
miskin yaitu:
a. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar.
Contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran
keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan,
dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
b. Kemampuan dalam melakukan peran sosial.
Kemampuan peran sosial akan dilihat dari kegiatan
utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang
perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
c. Kemampuan dalam menghadapi permasalahan.
Kemampuan menghadapi permasalahan dapat dilihat dari
upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri
dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh
berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya
telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan,
layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari
54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996.
Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana
alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif
bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya
pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%)
pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat
kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta
(16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (catatan:
terjadi revisi metode di tahun 1996).
2.
3. Masalah Utama Kemiskinan
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan
langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh
pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya ilmiah ini dengan 3 masalah
utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya
mutu layanan pendidikan.
2.3.1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli,
ketersediaan pangan yang tidak merata, dan kurangnya dukungan pemerintah bagi
petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat Indonesia sangat tergantung
pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya
asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan
ibu.
2.3.2. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan
Kesehatan
Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan
kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya
kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para
ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka
kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa
angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per
1.000 kelahiran hidup.
2.3.3. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan
Pendidikan
Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan,
terbatasnya kesediaan sarana pendidikan, terbatasnya jumlah guru bermutu di
daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk proses
belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata
seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan
penduduk miskin dalam masalah pendidikan.
2.
4. Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yaitu:
a. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi
akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan
bencana alam.
b. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat
tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia
hingga mereka tetap miskin.
c. Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut
dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan.
Maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab
kemiskinan antara lain: Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga
miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola
untuk bertani.
a. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga
miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan
kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
b. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang
mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya
memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
c. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan
keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang
layak.
d. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit
bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama.
Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan
pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari
perkotaan.
BAB
III PEMBAHASAN
4.1.
Kondisi Kemiskinan
di Indonesia Secara harfiah, kemiskinan berasal dari
kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda (Poerwadarminta, 1976).
Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai suatu
kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok sehingga
kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan
dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak
lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan
pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok
orang, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hidup miskin bukan hanya
berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Akan
tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset
produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain: ilmu
pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.
4.1. 1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan
termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di
bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,
yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
4.1.2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong
miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih
berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
4.1.3. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan
erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha
memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
membantunya. Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk
menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang
mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga
miskin yaitu: Pertama, Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya
dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat
pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan kemampuan menjangkau perlindungan
dasar. Kedua, Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan
utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang
perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan. Ketiga, Kemampuan dalam
menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga
untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh
berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya
telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan
pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya. Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk
miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada
tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan
berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi,
memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum
sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta
(23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan
tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1
juta (16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
(catatan: terjadi revisi metode di tahun 1996). Pemecahan masalah kemiskinan
memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu
oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat. Penulis ingin menitik beratkan karya ilmiah ini dengan 3 masalah
utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya
mutu layanan pendidikan.
4 .1. 3. 1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan Hal
ini berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak
merata, dan kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras
sedangkan masyarakat Indonesia sangat tergantung pada beras. Permasalahan
kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya asupan kalori penduduk
miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan ibu.
4. 1. 3. 2. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan
Kesehatan Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat
miskin untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari
keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu
indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka kematian bayi.
Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa angka kematian
bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000 kelahiran
hidup.
4. 1. 3. 3. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan
Pendidikan Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya
kesediaan sarana pendidikan, terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan
terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk proses belajar-mengajar. Pendidikan
formal belum dapat menjangkau secara merata seluruh lapisan masyarakat sehingga
terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah
pendidikan.
4.2.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa
terjadi, yaitu:
a. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi
akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan
bencana alam.
b. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat
tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia
hingga mereka tetap miskin. Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut
dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat
disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:
• Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai
keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat
dikelola untuk bertani
• Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga
miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan
kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
• Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang
mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya
memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
• Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan
keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang
layak. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk
menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama.
Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah
kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah
yang tertinggal jauh dari perkotaan.
4.3.
Penanggulangan Masalah Kemiskinan
4.3.1. Sasaran Pembangunan Adapun sasaran
penanggulangan kemiskinan pada tahun 2007 adalah:
• Berkurangnya penduduk miskin hingga mencapai 14.4%
pada akhir tahun 2007.
• Meningkatnya jalur kesempatan masyarakat miskin
terhadap pelayanan dasar terutama pendidikan dan kesehatan.
• Berkurangnya beban pengeluaran masyarakat miskin
terutama untuk pendidikan dan kesehatan, serta kecukupan pangan dan gizi.
• Meningkatnya kualitas keluarga miskin.
• Meningkatnya pendapatan dan kesempatan berusaha
kelompok masyarakat miskin, termasuk meningkatnya kesempatan masyarakat miskin
terhadap permodalan, bantuan teknis, dan berbagai sarana dan prasarana
produksi.
4.3.2. Arah Kebijakan Pembangunan Untuk mencapai
sasaran tersebut di atas, maka kebijakan penanggulangan kemiskinan pada tahun
2007 diarahkan pada :
4.3.2.1. Penanganan Masalah Gizi Kurang dan Kekurangan
Pangan Penanganan masalah gizi kurang dan kekurangan pangan meliputi:
• Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas:
penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium, kurang vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
• Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan
prioritas: penyaluran beras bersubsidi untuk keluarga miskin.
4.3.2.2. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas
pendidikan Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi
kegiatan prioritas sebagai berikut :
• Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD,
SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
• Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
• Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
4.3.2.3. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas
kesehatan Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi:
• Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan
Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III rumah sakit.
• Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
dasar terutama di daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan, seta
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit
menular dan berpotensi wabah,
4.3.2. 4. Perluasan Kesempatan Berusaha Perluasan kesempatan
berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat
miskin dengan kegiatan pokok:
• Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah
tangga miskin.
• Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi
lahan petani.
• Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
• Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
• Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
BAB
IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kondisi kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan.
Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Oleh karena itu, perlu
mendapat penanganan khusus dan terpadu dari pemerintah bersama-sama dengan
masyarakat. Faktor penyebab kemiskinan ada dua, yaitu faktor alami dan faktor
buatan. Selain kedua faktor tersebut ada faktor lain yang menimbulkan
kemiskinan, yaitu:¬ kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga
miskin secara layak,¬ kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin
tidak mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak, rendahnya
minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya, kurangnya dukungan
pemerintah dalam memberikan keahlian. ¬ Wilayah Indonesia yang sangat luas
sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan
perhatian yang sama. Penanggulangan masalah kemiskinan diwujudkan oleh
pemerintah dalam bentuk Sasaran Pembangunan dan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun
2007. Keberhasilan program menurunkan kemiskinan tidak akan tercapai tanpa
adanya kerja-sama yang baik dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat.
4.2.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu
secara serius dan bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah
kemiskinan di Indonesia.
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita
dukung semua program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan
negara Indonesia terbebas dari kemiskinan.
3. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan
sosial untuk membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto, 2001: Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Arief, Sritua, 1979, Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi, Disparitas
Pendapatan dan Kemiskinan Massal, Lembaga Studi Pembangunan, Jakarta.
Depertemen Sosial RI, 1992 : Masalah
Sosial Kemiskinan di Daerah Pedesaan Indonesia, Laporan Penelitian,
Yogyakarta Soetomo, 2013: Masalah Sosial
dan Upaya Pemecahannya, Pustaka Pelajar, Yokyakarta.
Komentar
Posting Komentar