Es Yang Menghilang
Es
Yang Menghilang
Satelit mengukur es laut Arktika sejak 1979, dan luas
serta ketebalanes telah menurun tajam. Sebagian besar yang ada pada musim
dingin adalah keping tipis yang tidak bertahan di musim panas. Kehilangan es
memengaruhi ekosistem Arktika, dari plankton hingga beruang kutub. Ilmuwan
menduga, dengan berubahnya pola aliran jet, fenomena ini memengaruhi cuaca dan
manusia di Belahan Bumi Utara.
Siklus
Menuju Ketiadaan
Setiap musim dingin, hampir seluruh permukaan Laut
Arktika membeku. Es biasanya mencapai luas maksimum pada Maret, lalu menyusut
ke luas minimum pada September. Kini, musim cair lebih panjang tiga minggu
daripada 40 tahun silam. Es musim panas berkurang, perairan terbuka di antara
keping es pun meluas. Air menyerap lebih banyak panas, semakin banyak pula es
yang meleleh, menciptakan umpan balik positif yang memperkuat pemanasan dan
pelelehan. Sebelum 2040 mungkin tak ada es lagi dimusim panas.
Cuaca
Ekstrim: Akibat Arktika?
Aliran jet kutub adalah arus udara di ketinggian yang
memisahkan udara Arktika yang bertekanan rendah-alias vorteks kutub- dan udara
bertekanan tinggi yang lebih hangat di selatan. Saat turun jauh ke selatan,
aliran jet bisa mengirim tiupan dingin dan salju ke garis lintang iklim sedang.
Gigir yang menjorok ke utara dapat mendukung panas dan kekeringan. Cuaca
ekstrim seperti ini sering terjadi akhir-akhir ini. Ilmuwan sedang
memperdebatkan apakah itu terutama akibat pergeseran daur Samudra Pasifik-atau
pelelehan Arktika.
Komentar
Posting Komentar