Pembangunan Jalan Tol Mandara dan Pengaruh Sosial
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji
bagi Allah yang telah memberikanku kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Jalan Tol Mandara dan Pengaruh Sosial", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengaruh Dari Pembuatan Jalan Tol Mandara”. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ilmu Sosial Dasar yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Jalan Tol Mandara dan Pengaruh Sosial", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pengaruh Dari Pembuatan Jalan Tol Mandara”. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ilmu Sosial Dasar yang telah membimbing penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….……..
1. Latar Belakang…………………………………………………………………..
a.
Definisi…………………………………………………………………..
b. Teori……………………………………………………………………..
c. Rumusan…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………
1. Tolok
Ukur…………………………………………………………………….
2. Aksesibilitas…………………………………………………………………..
3. Tujuan
Utama…………………………………………………………………
4. Analisa…………………………………………………………………………
5. Dampak………………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP………………………………………………………………
1. Kesimpulan………………………………………………………………….
2.
Daftar Pustaka………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Definisi Jalan Tol
Diartikan
sebagai suatu jalan alternatif bebas hambatan, yang berbayar sesuai dengan
tarifnya, untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat
jarak dari satu tempat ke tempat lain. Tercatat di Badan Pusat Statistik
Nasional, panjang jalan nasional yang mencapai 38.570 km dan panjang jalan
secara keseluruhan di Indonesia adalah 496.607 km pada tahun 2010 bukan
merupakan suatu pencapaian yang dapat dibanggakan melainkan seharusnya menjadi
suatu koreksi bagi bangsa ini. Mengingat luas daratan Indonesia adalah
1.922.570 km² yang mana merupakan negara terluas di Asia Tenggara justru
memiliki jalan terpendek di ASEAN. Terwujudnya salah satu mega proyek jalan tol
Bali Mandara di pulau Bali tidak terlepas karena usaha dan kerja keras
pemerintah daerah dan pusat yang telah bekerja sama dengan baik dalam rangka
merealisasikan MP3EI di sektor pariwisata
Jika
ditinjau lebih detail lagi, MP3EI terbagi menjadi 6 koridor, yaitu Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Papua-Maluku dengan 8 program
utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata,
dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Terlihat bahwa rencana
pembangunan ekonomi nusantara disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
wilayahnya. Keberhasilan Indonesia lolos dari krisis ekonomi global di tahun 2008
sepertinya menambah motivasi republik ini untuk lebih cepat merealisasikan
percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan dalam MP3EI pada tanggal
27 Mei 2011 lalu.
Pembagian Koridor dan Program Utama dalam MP3EI (sumber: situs Indonesian Investments).
Pembagian Koridor dan Program Utama dalam MP3EI (sumber: situs Indonesian Investments).
b. Teori Transport and Development
Dalam
sebuah negara, penyediaan transportasi sangat penting karena menjadi
infrastruktur dasar dalam pembangunannya. Jika digolongkan berdasarkan GDP,
terdapat 2 kelompok besar yang cukup signifikan dalam penyediaan transportasi,
yaitu negara maju dengan level penyediaan transportasi yang baik dan negara
yang lebih miskin dengan rendahnya level penyediaan transportasi. Level
penyediaan transportasi tidak hanya dilihat dari panjang jalan yang telah
dibangun, akan tetapi faktor pemeliharaannya juga menjadi kunci penting.
Transportasi memang merupakan elemen esensial dalam pembangunan, tapi
transportasi tidak selalu menjamin pembangunan. Melalui kegiatan preservasi,
perbaikan transportasi dapat dengan mudah digunakan untuk mengangkut barang dan
orang dalam volume yang lebih besar dan jarak yang lebih jauh dengan biaya
murah. Dengan menyediakan kemudahan dalam mobilitas dan aksesibilitas, perbaikan
transportasi secara potensi mampu mengembangkan kesempatan ekonomi dan sosial
tapi mungkin tidak mampu diikuti oleh individu atau komunitas yang tidak dapat
memanfaatkannya.
c.
Rumusan Pembuatan Transportasi
Selain
bermanfaat untuk pembangunan, penyediaan transportasi ternyata juga dapat
menimbulkan dampak negatif, diantaranya adalah:
·
Land value meningkat drastis, perbedaannya
cukup signifikan jika dibanding dengan daerah dengan infrastruktur transportasi
yang kurang.
·
Populasi meningkat akibat terjadi perpindahan
penduduk sebagai dampak ketimpangan kondisi ekonomi suatu daerah dengan daerah
lain.
·
Permasalahan lingkungan hidup, pengembangan
transportasi akan selalu diikuti oleh pembangunan infrastruktur lainnya seperti
gedung, pabrik, pemukiman dan kawasan komersial akan berdampak pada tingginya
polusi dan berkurangnya daerah hijau. Oleh sebab itu maka dibutuhkan
perencanaan yang baik dalam penyediaan transportasi. Adapun pertimbangan dalam
membuat rencana pengembangan transportasi diantaranya adalah :
- When : Pemilihan waktu yang
tepat untuk mengembangkan sarana transportasi?
- Which : Penentuan lokasi
pengembangan transportasi yang strategis dan berpotensi?
- What : Menentukan teknologi
yang digunakan?
- Who : Pengambil keputusan serta
pihak-pihak yang terlibat didalamnya?
BAB II PEMBAHASAN
Studi
Kasus Menjadi jalan bebas hambatan pertama di pulau Bali, tol Bali Mandara
sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2009. Berbagai pernyataan dan
pertanyaan bermunculan meragukan pembangunan jalan tol ini. Beberapa
diantaranya adalah pertanyaan mengenai penting atau tidaknya jalan tol dibangun
di Bali, sistem pendaan yang terlalu membebani APBD, hingga teknologi yang akan
digunakan terkait adanya permasalahan mengenai adat istiadat masyarkat
setempat. Kondisi ragam adat dan budaya masyarakat Bali yang sangat konservatif
menjadi isu yang sangat menjadi pertimbangan pemilihan jenis konstruksi
bangunan jalan tol yang harus dipilih oleh pemerintah dan kontraktor.
Keterbatasan dana APBD juga turut menunda realisasi pelaksanaannya pada saat
itu.
Salah satu
kesepakatan APEC ke-24 di Rusia pada bulan September 2012 lalu adalah
akselerasi investasi infrastuktur adalah strategi penting untuk melaksanakan
pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik. Namun seperti kesepakatan itu tidak
berlaku secara langsung pada pembangunan jalan tol Bali Mandara ini. Tidak
adanya minat investor dalam pembangunan infrastruktur ini sebagai pendukung
pariwisata mendorong adanya konsorsium BUMN, mengingat tidak dimungkinkannya
penggunaan APBN dalam pembangunan jalan tol ini. Jasa Marga sebagai BUMN yang
bergerak di bidang jalan tol tentunya punya porsi kepemilikan yang lebih
dibanding BUMN lain sebagai kontraktor yang ikut andil dalam sinergi BUMN ini.
Proyek yang menelan dana sebesar 2.5 Triliun Rupiah ini pun memiliki susunan
kepemilikan sebagai berikut, Jasa Marga sebesar 60%, PT Pelindo III sebesar
20%, PT Angkasa Pura I sebesar 10%, PT Wijaya Karya Tbk (Wika) sebesar 5%, PT
Adhi Karya Tbk sebesar 2%, PT Hutama Karya Tbk sebesar 2%, dan PT Pengembangan
Pariwisata Bali sebesar 1%. Dengan tarif tol sebesar Rp. 10.000 untuk golongan
I (sedan, jip, pickup/truk kecil dan minibus) dan Rp. 4.000 untuk golongan VI
(kendaraan bermotor roda dua) dirasa sedikit lebih mahal jika dibandingkan beberapa
jalan tol di pulau jawa yang memiliki panjang lebih dari 12.7 km ini. Menelan
total biaya 2.5 triliun rupiah, mega proyek jalan Bali Mandara ini mampu
diselesaikan dalam jangka waktu 14 bulan dan dinyatakan resmi digunakan pada
tanggal 23 September 2013 oleh Presiden Indonesia ke-5, Susilo Bambang
Yudhoyono.
Peta Jalan Tol Bali Mandara (sumber: dokumen Badan Pembinaan Jalan Tol 2013)
Peta Jalan Tol Bali Mandara (sumber: dokumen Badan Pembinaan Jalan Tol 2013)
1. Transportasi Merupakan
Tolok Ukur Interaksi Antar Wilayah
Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain.
Demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu.
Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang
memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki
beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang
lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah
tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.
Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan
tingkat pemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung
kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang,
orang dan jasa antar wilayah. Pertukaran ini diawali dengan proses penawaran dan
permintaan. Sebagai alat bantu proses penawaran dan permintaan yang perlu
dihantarkan menuju wilayah lain diperlukan sarana transportasi. Sarana
transportasi yang memungkinkan untuk membantu mobilitas berupa angkutan umum.
Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia
mempergunakan ruang tempat tinggal yang disebut permukiman yang terbentuk dari
unsur-unsur working, opportunities, circulation, housing, recreation, and
other living facilities (Hadi Sabari Yunus, 1987).
Unsur circulation adalah jaringan transportasi dan komunikasi yang ada
dalam permukiman. Sistem transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal
dan eksternal. Jenis yang pertama membahas sistem jaringan yang ada dalam
kesatuan permukiman itu sendiri. Jenis yang kedua membahas keadaan kualitas dan
kuantitas jaringan yang menghubungkan permukiman satu dengan permukiman lainnya
di dalam satu kesatuan permukiman.
Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat
lain selalu melalui jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan
dihubungkan satu sama lain dengan suatu jaringan (network) dalam ruang.
Jaringan tersebut dapat berupa jaringan jalan, yang merupakan bagian dari
sistem transportasi. Transportasi merupakan hal yang penting dalam suatu
sistem, karena tanpa transportasi perhubungan antara satu tempat dengan tempat
lain tidak terwujud secara baik (Bintarto, 1982).
Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah
tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang,
maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar
wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu
wilayah. Wilayah dengan kondisi geografis yang beragam memerlukan
keterpaduan antar jenis transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Pada dasarnya, sistem
transportasi dikembangkan untuk menghubungkan dua lokasi guna lahan yang
mungkin berbeda. Transportasi digunakan untuk memindahkan orang atau barang
dari satu tempat ke tempat lain sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih
meningkat.
Dengan
transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk
lokal dengan dunia luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus
ditangani.
Transportasi
berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen dan
meniadakan jarak diantara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan sebagai
jarak waktu maupun jarak geografis. Jarak waktu timbul karena barang yang
dihasilkan hari ini mungkin belum dipergunakan sampai besok. Jarak atau
kesenjangan ini dijembatani melalui proses penggudangan dengan teknik tertentu
untuk mencegah kerusakan barang yang bersangkutan.
Transportasi erat sekali dengan penggudangan atau
penyimpanan karena keduanya meningkatkan manfaat barang. Angkutan menyebabkan
barang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sehingga bisa
dipergunakan di tempat barang itu tidak didapatkan. Dengan demikian menciptakan
manfaat tempat. Penyimpanan atau penggudangan juga memungkinakan barang
disimpan sampai dengan waktu dibutuhkan dan ini berarti memberi manfaat waktu
(Schumer, 1974). Pembangunan suatu jalur transportasi maka akan mendorong
tumbuhnya fasilitas-fasilitas lain yang tentunya bernilai ekonomis.
Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan
daerah lain mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sehingga dapat
memenuhi kebutuhannya. Dalam proses mobilitas inilah transportasi memiliki
peranan yang penting untuk memudahkan dan memperlancar proses mobilitas
tersebut. Proses mobilitas ini tidak hanya sebatas oleh manusia saja, tetapi
juga barang dan jasa. Dengan demikian
nantinya interaksi antar daerah akan lebih mudah dan dapat mengurangi
tingkat kesenjangan antar daerah.
Ullman mengungkapkan ada tiga syarat untuk terjadinya
interaksi keruangan, yaitu :
(1) Complementarity atau
ketergantungan karena adanya perbedaan demand dan supply antar daerah
(2) Intervening opportunity atau
tingkat peluang atau daya tarik untuk dipilih menjadi daerah tujuan perjalanan
(3) Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan
dari suatu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh jarak yang dicerminkan
dengan ukuran waktu dan atau biaya
Kebutuhan akan pergerakan bersifat merupakan kebutuhan
turunan. Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan.
Pergerakan tidak akan terjadi seandainya semua kebutuhan tersebut menyatu
dengan permukiman. Namun pada kenyataannya semua kebutuhan manusia tidak
tersedia di satu tempat. Atau dengan kata lain lokasi kegiatan tersebar secara
heterogen di dalam ruang. Dengan demikian perlu adanya pergerakan dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, penduduk mempunyai dua pilihan yaitu bergerak dengan moda
transportasi dan tanpa moda transpotasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda
tranportasi biasanya berjarak pendek, sedangkan pergerakan dengan moda
transportasi berjarak sedang atau jauh.
Transportasi merupakan penghubung utama antara dua daerah
yang sedang berinteraksi dalam pembangunan. Tanpa adanya jaringan transportasi
tidak mungkin pembangunan dapat diperkenalkan ke luar daerah. Jalan merupakan
akses transportasi dari suatu wilayah menuju ke wilayah.
Aktivitas penduduk yang meningkat perlu dijadikan
perhatian dalam merumuskan kebijakan di bidang transportasi karena manusia
senantiasa memerlukan transportasi. Hal ini merupakan sesuatu hal yang
merupakan ketergantungan sumberdaya antar tempat. Hal ini menyebabkan proses
interaksi antar wilayah yang tercermin pada fasilitas transportasi.
Transportasi merupakan tolok ukur interaksi antar wilayah.
2.
Aksesibilitas
Salah satu hal yang
penting tentang transportasi dengan perkembangan wilayah adalah aksesibilitas.
Yang dimaksud aksesibilitas adalah kemampuan atau keadaan suatu wilayah,
region, ruang untuk dapat diakses oleh pihak luar baik secara langsung atau
tidak langsung. Pembangunan perdesaanpun menjadi kian lambat dan
terhambat hanya karena minimnya sarana transportasi yang ada (Hensi Margaretta,
2000).
Dengan adanya
transportasi dapat membuka jalan komunikasi antar daerah sehingga terjadi
aliran barang, jasa,
manusia, dan ide-ide sebagai modal bagi suatu
daerah untuk maju dan berkembang.
Transportasi
dapat menjadi fasilitator bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang karena
transportasi meningkatkan aksesibilitas suatu daerah. Transportasi sering
dikaitkan dengan aksesibilitas suatu wilayah. Dalam pembangunan perdesaan
keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat diabaikan dalam suatu
rangkaian program pembangunan. Terjadinya proses produksi yang efisien, selalu
didukung oleh sistem transportasi yang baik, investasi dan teknologi yang
memadai sehingga tercipta pasar dan nilai.
Aksesibilitas
yang baik juga akan mendorong minat swasta dan masyarakat untuk menanamkan
modalnya dalam rangka pengembangan wilayah. Dengan demikian akan memajukan
kegiatan perekonomian masyarakat, dan dapat mengentaskan atau setidaknya dapat
mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah yang memiliki potensi sama
atau berbeda.
Agar perencanaan
aksesibilitas berjalan dengan baik dan dapat dimanfaatkan secara optimal maka
dapat dipakai pedoman antara lain :
(a) Perencanaan tersebut diintegrasikan dengan
mempertimbangkan semua aspek kebutuhan rumah tangga, baik kebutuhan hidup
sehari-hari, ekonomi, maupun kebutuhan sosial.
(b) Perencanaan tersebut berdasarkan pada sistem pengumpulan data
yang cermat
(c) Menggunakan rumah tangga sebagai fokus dalam proses
perencanaan
(d) Mengembangkan seperangkat set informasi yang komprehensif
pada semua aspek infrastruktur perdesaan
(e) Mengidentifikasi intervensi-intervensi antara perbaikan
sistem transportasi lokal (jalan dan pelayanan transportasi lokal) dan untuk
lokasi pelayanan yang paling cocok
(f) Perencanaan tersebut mudah diaplikasikan
(g)
Perencanaan
tersebut murni menggunakan perencanaan pendekatan sistem bottom-up
3. Tujuan Utama
Selain untuk mendukung program
pemerintah pusat tujuan utama lainnya dari pembangunan jalan tol ini adalah
untuk menguraikan kemacetan yang kerap terjadi di ruas jalan By Pass Ngurah Rai
Denpasar menuju titik-titik penting di daerah kota Denpasar, yaitu akses menuju
bandara internasional Ngurah Rai dan pelabuhan Tanjung Benoa yang merupakan
pintu masuk menuju pulau. Data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali dibawah memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
mobilitas keluar dan masuk penumpang yang menggunakan jasa penerbangan melalui
bandara ngurah rai meningkat setiap tahunnya. Begitu juga terhadap peningkatan
jumlah kendaraan bermotor di Pulau Bali khususnya kota Denpasar terus meningkat
setiap tahunnya.
4. Analisa
Perencanaan Transportasi
Merupakan
salah satu pencapaian yang patut mendapat apresiasi mengingat
momentum penyelesaian proyeknya dapat menyesuaikan dengan beberapa event besar
dunia yang dilaksanakan di pulau dewata ini seperti Miss World, APEC SUMMIT
2013 dan Bali Democracy Forum ke-6.
Proyek pembangunan jalan tol ini juga merupakan proyek tercepat sepanjang
sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia. Durasi 14 bulan, dimulai pada bulan
Juni 2012 dan selesai pada bulan Agustus 2013, dapat dilaksanakan karena tidak
adanya pembebasan lahan masyarkat yang digunakan untuk pembangunan ini. Ide
pemilihan jalur laut sebagai tempat pembangunan jalan tol ini juga merupakan
suatu gagasan yang cukup cemerlang, selain meminimalisir biaya pembebasan lahan
yang sangat mahal juga merupakan suatu seni keindahan tersendiri. Permasalahan
lingkungan yang terkait dengan biota laut dan hutan mangrove juga dapat
diselesaikan dengan baik. Adanya Surat Keputusan Gubernur Bali nomor
1545/04-B/HK/2011 tentang kelayakan lingkungan hidup rencana pembangunan jalan
tol Nusa Dua-Benoa, mendorong kontraktor untuk menggunakan bahan-bahan
konstruksi yang ramah lingkungan, diantaranya dengan membangun jalan kerja di
sepanjang trase jalan tol, yang terbuat timbunan batu kapur, atau limestone
dimana sifat batuan sedimen limestone yang terdiri dari kalsium carbonate atau
mineral calcite berasal dari organisme laut, sehingga pembuatan jalan kerja
menggunakan batu kapur ini tidak mengganggu habitat dan biota laut. Setelah
konstruksi selesai, timbunan batu kapur tersebut akan dikeruk kembali sehingga
tidak akan membendung atau mengganggu arus air laut yang melewati sela-sela
tiang pancang jalan tol tersebut.
Penanaman
seribu pohon mangrove pun dilakukan pada tanggal 10 Januari 2013 disekitar
bundaran Ngurah Rai. Benturan terhadap isu adat istiadat masyarkat Bali secara
paralel dapat dihindari.
Perencanaan dalam pembangunan jalan
tol ini sepertinya sudah memperhatikan kaidah dalam teori transport and development
karena hampir setiap faktor yang terlibat didalamnya menjadi perhatian dalam
menentukan keputusannya. Berikut sedikit ilustrasinya :
When : jalan tol ini sebenarnya
sudah mulai diwacanakan sejak tahun 2004, dimana pada saat ini berbagai kendala
teknis dan non teknis menjadi penghambat terealisasinya mega proyek ini.
Sehingga di tahun 2009 sepertinya pemerintah provinsi bali ikut ambil bagian
ketika pemerintah pusat sedang mengatur kebijakan percepatan ekonomi atau yang
dikenal dengan MP3EI. Perencanaan teknis terus dilakukan hingga tahun 2012
realisasi pembangunannya terlaksana.
Which : pemilihan jalan bypass ngurah
rai dan simpang dewa ruci sebagai tempat pembangunan jalan tol bukan tidak
beralasan. Selain rencana pengembangan bandara internasionalnya, akses di ruas
jalan ini sangat padat. Lalu lintas menuju dan dari arah bandara, pelabuhan
alternatif benoa dan spot pariwisata sanur dan nusa dua merupakan prioritas
utama pemprov Bali untuk mengurangi kemacetan.
What : pembangunan jalan tol diatas
laut ini merupakan keputusan yang efektif mengingat secara teknis pembangunan
jalan tol layang sangat tidak dimungkinkan dilaksanakan di pulau dewata ini
karena terbentur adat istiadat masyarakat setempat. Selain itu juga, keputasan
itu mampu menghemat anggaran untuk pembebasan lahan yang cukup signifikan.
Who : pemprov bali yang terkendala
oleh pendanaan karena tidak mendapat dukungan dari APBN tetap dapat
merealisasikan proyek ini setelah melakukan kerjasama melalui konsorsium BUMN
yang sebagaian besar memang bergerak dibidang konstruksi bangunan dan jasa
jalan tol. Adanya pertimbangan jumlah pengendara sepeda motor yang cukup banyak
membuat keputusan untuk menyediakan jalur tol khusus kendaraan bermotor roda
dua. Diharapkan dengan hadirnya jalan tol baru ini, aktifitas pariwisata di
pulau Bali tidak terhambat oleh kondisi lalu lintas yang padat.
Transportasi
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Salah satu literatur mengenai teori pembangunan
yang bersumber dari The Eddington Transport Study disebutkan bahwa pembangunan
infrastruktur jalan seharusnya mampu memberikan nilai lebih diantaranya adalah
:
a. Improved bussiness efficiency
Distribusi
barang dan jasa menjadi lebih efisien dan efektif. Hal ini terbukti benar
adanya ketika dilakukan wawancara singkat terhadap pelaku usaha bisnis yang
mendukung industri pariwisata. Salah seorang distributor bahan makanan
mengatakan bahwa “uang mungkin lebih mudah didapat, tapi waktu tidak dapat
dibeli dengan uang”. Dengan adanya jalan tol ini, proses distribusi barang
menjadi lebih cepat. Bahan bakar yang dihabiskan selama menunggu kemacetan
dapat dialihkan untuk membayar tarif tol. Kejenuhan supir akibat menunggu lalu
lintas lancar yang berdampak pada kondisi fisik pun dapat diminimalisasi
sehingga produktifitasnya meningkat. CV. Mitra Jaya melalui pemiliknya mengakui
bahwa sebelum dibangun tol proses distribusi barang untuk wilayah nusa dua dan
sekitarnya maksmimal hanya mampu dilakukan 2 kali dalam sehari, namun saat ini
bisa mencapai 4 hingga 5 kali dalam sehari.
b. Investment and inovation
Menarik
minat investor untuk berinventasi dan berinovasi. Reklamasi daratan memang
bukan merupakan hal yang baru di Bali, akan tetapi untuk dapat mereklamasi
pulau dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Merangkul investor merupakan solusi
terbaik untuk melaksanakannya.Setelah dibangunnya jalan tol Bali Mandara ini,
PT. TWDI berniat melakukan investasi besar untuk mereklamasi tanjung benoa.
Rencana reklamasi ini selain merupakan dampak dari beberapa
pembangunan yang ada lainnya, seperti pengembangan bandara ngurah rai yang
hampir bersamaan dengan pembangunan jalan tol ini, juga berpengaruh terhadap
pembangunan wilayah provinsi Bali secara keselurahan. Hal ini sesuai dengan
teori transport and development yang menyebutkan bahwa jika perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sarana transportasi dilakukan dengan baik, maka akan
muncul suatu pembangunan yang berkelanjutan lainnya.
Dampak
Pembangunan Jalan Tol
a.
Dampak Positif
Esensi pembangunan berkelanjutan
diantaranya adalah memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan di masa mendatang. Berupaya sebagai awal pembangunan berkelanjutan di
sektor pariwisata, pembangunan jalan tol harus memiliki dampak positif yang
dapat dirasakan saat ini sehingga membawa suasana kondusif dalam
perkembangannya. Beberapa dampak positif pada pembangunan jalan tol dibawah
sesuai dengan tabel dampak pembangunan yang dituliskan diatas, diantaranya
adalah :
·
Penyerapan sekitar 3000 tenaga kerja pada saat
proses pembangunannya.
·
Keuntungan bagi industri/pelaku usaha
konstruksi bangunan.
·
Mengurai kemacetan (waktu tempuh sebelumnya 1-2
jam menjadi hanya 15 menit).
·
Menjadi acuan awal rencana pembangunan jalan
tol lainnya (Jalan Tol Kuta-SokaSeririt).
·
Sinergi BUMN mencerminkan pembangunan tidak
terhambat oleh pendanaan.
·
Memberi nilai lebih sebagai kota tujuan wisata
(landmark baru Pulau Bali).
b.
Dampak Negatif
Selain dampak positif yang dapat
dirasakan, terdapat beberapa dampak negatif juga yang bermuncul sebagai efek
samping dari perkembangan suatu wilayah. Berikut beberapa dampak negatif yang
timbul akibat pembangunan jalan tol ini :
·
Potensi kapatalisme tinggi, bertentangan dengan
adat budaya
Budaya masyarakat setempat yang terancam
keberlangsungannya adalah sistem penghormatan seseorang berdasarkan kasta.
Adanya kapitalisme yang muncul, jika tidak dikendalikan menyebabkan
penghormatan terhadap seseorang dinilai dari harta yang dimilikinya. Padahal
seperti yang diketahui bersama bahwa strata tertinggi yang ada dalam sistem
sosial kasta di Bali adalah pemimpin upacara adat (kaum Brahmana). Jika
penghormatan terhadap pemimpin memudar, tidak menutup kemungkinan adat istiadat
masyarakat setempat perlahan-lahan memundar dan hilang.
·
Tarif tol yang relatif tinggi akibat investasi
tidak berasal dari APBN murni
Tidak adanya subsidi dari pemerintah
membuat investor menginginkan keuntungan yang maksimal dalam proses bisnisnya.
·
Jumlah kendaraan pribadi meningkat
Peningkatan kemudahan untuk mengakses
daerah yang ingin dijangkau membuat setiap orang memiliki tuntunan lebih,
diantaranya kenyamanan yang bisa diperoleh dengan memiliki kendaraan
pribadi.
·
Memicu terjadinya urbanisasi yang tinggi
Merupakan dampak regional/nasional akibat
kesenjangan yang muncul yang disebabkan kurangnya pemerataan pembangunan.
c. Solusi
Dampak Negatif
Idealisme pembangunan yang sempurna
memang sulit untuk diraih, akan tetapi yang memungkinkan adalah mengurangi
dampak negatif yang muncul ataupun melakukan tindakan preventif terhadap
kemungkinan dampak negatif yang muncul di masa mendatang. Berikut beberapa
upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk menyeimbangkan dampak
negatif yang ada :
·
Penetapan relugasi yang ketat terhadap
investasi di bidang pariwisata. Selain untuk melindungi usaha menegah dan kecil
lokal, penetapan regulasi investasi di bidang pariwisata juga dirasa penting
untuk menjaga suasana kondusif budaya yang ada. Investasi asing tidak
semata-mata hanya berdampak ekonomi saja, aspek sosial juga harus menjadi
pertimbangan pemerintah dalam menyetujuinya.
·
Pembatasan jumlah kendaraan dengan peraturan
daerah Adanya peraturan mengenai batas tahun minimal kendaraan yang
diperbolehkan masuk ke pulau Bali merupakan tindakan awal yang cukup baik
dilakukan oleh pemerintah provinsi Bali.
·
Pengembangan transportasi umum Pemerintah
provinsi harusnya belajar dari beberapa wilayah lainnya di nusantara, seperti
Jakarta dan sekitarnya yang sudah mulai mengembangkan transportasi umum yang
memadai selain pengembangan pembangunan jalan yang kurang lagi efektif untuk
dilakukan karena keterbatasan lahan.
·
Peningkatan kualitas public services dari return
values investment
Dalam
teori transport and development
disebutkan bahwa beberapa hal yang sering dikorbankan oleh pembangunan
infrastruktur transportasi adalah public
services. Pemerintah daerah yang berfokus menyediakan alokasi pendapatan
wilayahnya hanya untuk infrastruktur fisik sering melupakan kesejahteraan
masyarakatnya diluar dari dampak langsung terhadap pembangunan tersebut.
Seharusnya terdapat beberapa persen dari nilai balik investasi untuk menyelenggarakan
program yang menguntungkan rakyat kecil, seperti bebas biaya sekolah hingga
tingkat perguruan tinggi bagi mereka yang berprestasi tetapi secara ekonomi
tidak memadai ataupun bebas biaya pengobatan untuk mereka yang telah lanjut
usia.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembangunan Jalan Tol Bali Mandara
merupakan program pemerintah daerah untuk mendukung program MP3EI di sektor
pariwisata dengan pembenahan transportasi darat. Pembangunan jalan tol Bali
Mandara menjadi awal pembangunan transportasi modern di pulau Bali. Hal
tersebut terbukti melalui adanya masterplan pembangunan jalan tol lainnya yang
menghubungkan Bali wilayah selatan dengan bali wilayah barat dan utara. Dampak
positif di sektor ekonomi dapat dirasakan langsung dengan pembangunan ini.
Kebijakan pemerintah dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif pembangunan
jalan tol ini. Teori transport and
development yang digunakan hampir dapat mengungkap semua paradigm yang ada
akan tetapi tidak semua sesuai pada studi kasus ini, dampak negatif kenaikan
harga lahan tidak terjadi secara signifikan karena pembangunan jalan tol
dilakukan diatas laut merupakan salah satunya.
Terealisasinya proyek jalan tol ini
membuktikan bahwa jika aktor-aktor yang terkait didalamnya mampu bersinergi
dengan baik, maka pembiayaan dana proyek bukan merupakan isu yang menjadi jalan
buntu terciptanya pembangunan. Perencanaan pembangunan yang baik mampu
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan lebih jauh lagi akan mendorong
banyak dampak positif serta mengurangi permasalahan sosial yang biasa muncul di
masyarakat.
2.
Daftar Pustaka
Badan
Pusat Statistik Nasional (2013), Data
Statistik Panjang Jalan di Indonesia, http://www.bps.go.id
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2013), Data Statistik Jumlah Kendaraan Bermotor dan
Jumlah Penerbangan Pesawat dan Penumpang, http://bali.bps.go.id
Budhi Arsa, I Gusti Agung Made (2013), Reklamasi Tanjung Benoa, Paper Tugas Ujian Akhir Semester
Matakuliah Etika Pembangunan, Program Studi Pembangunan SAPPK ITB.
Desai, Vandana and Potter, Robert B. (2002). The Companion to Development Studies. United
States of America: Oxford University Press Inc.
Indonesian-Investments (2013), Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic
Development, http://www.indonesianinvestment.com
Mary, Siti Rakhma, MP3EI, Mendorong Pertumbuhan dengan Mempercepat Kehancuran, Program Hukum
dan Resolusi Konflik HuMa.
The Eddington Transport Study (2006). The Case for Action : Sir Rod Eddington’s Advice to Government, Norwich: St. Clements House.
Komentar
Posting Komentar